Banyak pihak yang mengatakan semakin khawatir bahwa virus corona akan mencapai skala pandemi seiring meningkatnya kasus di seluruh dunia.
Penularan terbesar terjadi di China, tetapi di beberapa negara lain seperti Korea Selatan, Italia dan Iran sedang berperang melawan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh Covid-19 ini.
Perkembangan di Korea Selatan, Italia dan Iran menjadi alasan mengapa banyak orang cenderung menyebut wabah virus corona menjadi pandemi.
Pandemi terjadi apabila satu penyakit menular tersebar dengan mudah dari manusia ke manusia di berbagai wilayah di seluruh dunia.
Sekitar 77.000 orang di China - lokasi munculnya virus ini pertamakali - terinfeksi dan hampir 2.600 meninggal dunia.
Sementara itu di Iran, angka resmi menyebutkan 95 kasus sekalipun diduga lebih tinggi dari ini. Wakil Menteri Kesehatan Iran termasuk yang positif terinfeksi virus corona.
- Virus corona: Apakah pasien yang terjangkit bisa sembuh?
- Masyarakat Italia 'dihantui' virus corona, turis dan warga keturunan China menjadi sasaran sentimen rasis
- Kematian akibat virus corona melampaui epidemi SARS
Virus ini "sudah pasti" memiliki potensi untuk menjadi pandemi, menurut Direktur World Health Organization (WHO) Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Namun ia menambahkan: "Kita tak melihat penyebaran virus yang tak terkendali secara global, maka menggunakan kata pandemi tidak sesuai dengan fakta."
Namun tak semua setuju padanya.
Keraguan
"Menurut saya banyak orang yang menganggap situasi sekarang ini sebuah pandemi. Saat ini ada penularan di berbagai wilayah di dunia," kata Prof Jimmy Whitworth, dari London School of Hygiene dan Tropical Medicine, kepada BBC.
Beberapa ilmuwan bahkan berpendapat dua minggu lalu, bahwa yang terjadi saat ini sudah memasuki tahap awal dari pandemi.
Lebih dari 1.200 kasus telah dipastikan di sekitar 30 negara, dan telah menyebabkan 20 orang meninggal.
Italia melaporkan adanya dua kematian baru hari Senin (24/02), meningkatkan jumlah total menjadi lima.
Proporsi kematian pasien yang terinfeksi Covid-19 antara 1% hingga 2%, sekalipun Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa tingkat kematian belum bisa dipastikan.
Hari Senin (24/02), Irak, Afghanistan, Kuwait dan Bahrain melaporkan kasus pertama mereka, semuanya terkait dengan orang-orang yang baru kembali dari Iran.
Beberapa perkembangan lain:
- China mengatakan mereka akan menunda pertemuan tahunan parlemen bulan depan guna "melanjutkan upaya" melawan virus corona.
- Harga emas naik ke harga tertinggi dalam tujuh tahun terakhir karena investor mencari bentuk investasi yang aman.
- Harga saham dunia jatuh seiring kekhawatiran tenang dampak ekonomi dari virus ini.
Direktur Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan hari Jumat (21/02) bahwa kesempatan untuk mengendalikan virus ini semakin "menyempit".
Paul Hunter, profesor perlindungan kesehatan di University of East Anglia Inggris mengamini peringatan ini seraya menyebut kasus di luar China "sangat mengkhawatirkan".
"Titik kritis sesudah kita kehilangan kemampuan untuk mencegah pandemi global tampaknya kian mendekat dalam 24 jam terakhir," katanya hari Senin (24/02).
Juru bicara WHO Margaret Harris mengatakan kepada BBC bahwa situasinya tidak dianggap sebagai pandemi karena banyak negara yang tengah mengendalikan penyebaran luas virus ini.
"Jika negara-negara ini tidak melakukan apa-apa, kita akan melihat kasus jauh lebih banyak lagi," ujarnya. "Ini yang kami maksudkan sebagai pengendalian."
Apa saja gejalanya?
Tanda-tanda utama infeksinya adalah demam (suhu badan tinggi) dan batuk serta napas pendek dan kesulitan bernapas.
Apa yang harus dilakukan?
Mencuci tangan secara rutin dengan sabun atau jel antiseptik, menghindari kontak dengan orang yang terkena infeksi, serta tidak menyentuh mata, hidung dan mulut dengan menggunakan tangan yang tidak tercuci.
Tutupi batuk dan bersin dengan tisu dan langsung buang ke tempat sampah. Mencuci tangan bisa mengurangi risiko penyebaran penyakit.
Dunia semakin mendekat ke pandemi virus corona
Menurut koresponden medis BBC Fergus Walsh, yang terjadi di Korea Selatan, Iran dan Italia adalah tahap awal terjadinya pandemi.
Di negara-negara itu, kita melihat penyebaran virus yang tak terhubung langsung ke China.
Karantina yang terjadi di Italia merefleksikan apa yang terjadi di China.
Fergus menambahkan, situasi di Iran khususnya mengkhawatirkan karena otorita kesehatan melaporkan virus telah menyebar ke beberapa kota.
Kasus pertama tampaknya muncul di Lebanon dan ini terkait dengan seorang yang datang dari Iran.
Menurut Fergus lagi, kalau pun pandemi terjadi, tetap penting untuk membatasi kecepatan penyebaran virus.
Jika negara-negara ini bisa menahan hingga akhir musim dingin, katanya, ada harapan bahwa suhu yang lebih hangat akan mengurangi ketahanan virus itu bertahan di udara terbuka - seperti yang bisa kita lihat pada flu musiman.
Namun ini bukan sesuatu yang pasti, tambahnya.
Apa itu pandemi?
- Pandemi adalah penyakit baru yang luas penyebarannya ke seluruh dunia
- Wabah viru H1N1 (flu babi) yang membunuh ratusan ribua orang dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO tahun 2009
- WHO tidak lagi secara resmi menamabi wabah penyakit sebagai "pandemi" dan menyatakan istilah ini tetap bisa digunakan "dalam percakapan sehari-hari"
- Kepada berbagai negara tetap diminta untuk membatasi infeksi sembari menyiapkan diri untuk menghadapi penyebaran yang lebih luas
Negara dengan dampak terburuk
Korea Selatan - kasus terbesar di luar China - melaporkan kasus hampir mencapai 1.000 orang dan delapan orang meninggal dunia.
Sekitar 7.700 pasukan dikarantina setelah diketahui bahwa 11 orang anggota militer terinfeksi.
Namun gugus penularan virus terbesar terkait dengan sebuah rumah sakit dan sekte keagamaan di kota Daegu.
Italia melaporkan kasus terbesar di Eropa, 165 kasus, dan mengumumkan sejumlah langkah drastis akhir pekan lalu untuk mengendalikan penyebaran.
Di wilayah Lombardy dan Veneto, beberapa kota kecil diisolasi. Untuk dua minggu ke depan, 50.000 penduduk tidak boleh meninggalkan tempat tanpa izin khusus.
Bahkan di luar zona isolasi, banyak bisnis dan sekolah yang menghentikan kegiatan, termasuk kegiatan-kegiatan olah raga.
Media Italia melaporkan adanya dua kematian hari Senin (24/02) keduanya di Lombardy.
Belum jelas bagaimana virus ini masuk ke Italia, kata pihak berwenang.
Di China, pejabat di kota Wuhan, tempat bermulanya wabah, mengumumkan hari Senian (24/02) bahwa yang bukan penduduk dan tidak menunjukkan gejala, diperbolehkan untuk pergi.
Namun pihak berwenang kemudian mengatakan perintah itu dicabut lagi.
China melaporkan adanya 409 infeksi baru hari Senin (24/02) dan sebagian besar di Wuhan.
Iran mengatakan hari Selasa bahwa ada 95 kasus yang sudah dipastikan, kebanyakan di kota suci Qom. Angka sesungguhnya di Iran diduga lebih tinggi.
Mereka kesulitan mengendalikan wabah dan 15 orang dari yang terinfeksi ini meninggal dunia - kasus kematian terbesar di luar China.
Hari Senin (24/02) seorang anggota parlemen di Qom menuduh pemerintah menutup-nutupi buruknya wabah yang terjadi, sembari menyebutkan adanya 50 kematian di Qom saja.
Namun wakil menteri kesehatan segera membantah pernyataan itu. Wakil Menteri Kesehatan Iran Iraj Harirchi termasuk yang positif terinfeksi virus corona dan kini melakukan swa-isolasi dan pengobatan.
Saat melakukan jumpa pers bantahan. Harirchi terlihat berkeringat dan berulang kali menyeka alis matanya.
Sementara itu, Korea Utara mengkarantina 380 orang asing dalam upaya menyetop pencegahan virus corona.
Nenhum comentário:
Postar um comentário
BOM DIA
A PAZ DE CRISTO E AMOR DE MARIA.
VINDE E VEDE