Dalam periode yang sulit dan ketidakpastian ini, penting untuk kita berpegang teguh pada iman, untuk menyadari
pentingnya kehadiran Allah yang terus menerus dalam hidup kita!
Masa sulit yang kita jalani, menunjukkan betapa rapuhnya kita, betapa kita
sangat membutuhkan Tuhan dan bergantung pada-Nya.
Dalam diri manusia, kita tidak menemukan keamanan, kita menemukannya hanya
di dalam Tuhan!
Hidup kita adalah milik Allah, milik Allah inilah, yang memberi kita
rezeki, yang membuat kita berdiri dalam angin kehidupan, memampukan kita untuk
melintasi padang pasir kehidupan kita, seperti yang kita hidup sekarang.
Dalam Injil yang mengundang liturgi hari ini untuk kita renungkan, Yesus
mengejutkan orang-orang Farisi dengan mendefinisikan apa yang didapat dan
hilang, dengan atau tanpa Dia!
Keinginan Yesus adalah untuk membangkitkan mereka dalam tinjauan hidup,
untuk menawarkan kepada mereka satu kesempatan lagi dan mengalami belas kasihan
Bapa. Tetapi kasih Bapa ini, yang dinyatakan dalam tindakan belas kasihan
Yesus, tidak menyentuh orang-orang Farisi, ini, yang tidak dari mengerti bahasa
cinta!
Yesus taat kepada Bapa, Dia berbicara apa yang dia dengar dari Dia dan
orang-orang Farisi, mereka hanya akan mengerti kata-katanya, setelah mereka
mengangkatnya di atas salib. "Ketika kamu telah mengangkat Anak Manusia,
maka kamu akan tahu bahwa aku ..." Kata "angkat" dalam konteks
ini berarti: ketika Dia, (Yesus) diangkat ke atas salib oleh orang-orang
Farisi.
Banyak dari kita mengutuk sikap orang-orang Farisi, tetapi bukankah kita
juga memiliki sikap yang serupa dengan mereka? Apakah kita benar-benar percaya
pada kata-kata Yesus, atau kita hanya berpegang pada apa yang cocok dengan
kita?
Siapa pun yang hanya terfokus pada hal-hal dunia, tidak mengerti kata-kata
Yesus, oleh karena itu, tidak akan hidup sesuai dengan kehendak Allah.
Kita perlu meninjau kembali sikap kita sebagai seorang Kristen, bukan untuk
membiarkan diri kita terkontaminasi oleh kemunafikan mereka yang mengaku
mencintai Tuhan, tetapi cinta ini tidak hidup dalam kehidupan sehari-hari
mereka.
Yesus tidak ikut campur dalam kehidupan manusia, tidak memaksakan apa pun,
tetapi Ia membantu mereka yang tidak tahu berterima kasih.
Jika kita benar-benar ingin mengikuti Yesus, kita harus selalu penuh
perhatian, peka terhadap yang lain dan selalu menyempurnakan keterbatasan atau
kelemahan orang lain. Anak-anak kecil, jangan lupa akan Yesus, merasa diri
mereka membutuhkan Dia, tidak seperti banyak dari kita, yang merasa penuh
dengan diri kita sendiri dan tidak membutuhkan Allah.
Keselamatan datang kepada kita melalui Yesus, tidak ada jalan lain, tidak
ada kebenaran lain, tidak ada kemungkinan hidup, jauh dari Dia.