VAI E FAZE MESMA COISA (LUC 10, 37) “God in us and above us,” namely, “God in us,” is devalued. The result is a completely different concept of God: God, understood as “God above us,” becomes, as it were, the essence of the creature: the creature is reduced to an essence‐less apparition of the “God above us,” who alone is real and efficacious. Transcendence and immanence are no longer bound together in a tension of opposites, but have become identical.
quarta-feira, 29 de janeiro de 2020
Everybody hurts
Febri Samar
KESELAMATAN DARI TUHAN
Pada umumnya orang beragama, termasuk sebagian besar orang Kristen, berpikir bahwa kesulitan-kesulitan hidup ini selalu berasal dari Iblis. Iblis dipandang selalu membawa bencana dan kesukaran hidup manusia. Padahal Tuhan juga mengijinkan banyak kesulitan yang orang percaya alami demi pendewasan rohani orang percaya. Tidak dapat dibantah, kalau seseorang dalam keadaan nyaman mereka cenderung melupakan Tuhan, dunia yang akan datang atau Kerajaan-Nya. Kesukaran hidup bisa membuat orang percaya tertuju kepada keselamatan artinya perubahan karakter, Kerajaan Surga serta berusaha untuk bersekutu dengan Tuhan. Dalam hal ini, kita dapat memahami mengapa Tuhan mengijinkan aniaya dialami gereja mula-mula. Justru melalui aniaya tersebut Tuhan memelihara gereja-Nya (Why. 12:6).
Tuhan memberi keselamatan kepada orang percaya melalui penebusan dengan darah-Nya, setelah itu Tuhan membentuk kita melalui berbagai kesulitan, bahkan penderitaan. Tidak ada cara lain untuk mengubah umat pilihan selain dengan berbagai persoalan yang harus dihadapi. Penggarapan Tuhan ini dilakukan demi tercapainya tujuan keselamatan, yaitu mengembalikan manusia ke rancangan Allah semula. Kalau ada orang Kristen yang menolak hal ini, maka ia sama saja menolak Injil yang diberikan melalui Tuhan Yesus Kristus. Sebab Injil atau kabar baik bukan keselamatan hari ini, tetapi keselamatan kekal.
Kalau Injil ditawarkan sekadar mengentaskan seseorang dari kemiskinan dan masalah-masalah fisik, maka itu bukanlah Injil yang benar. Tentulah Yesus yang mereka kenal bukanlah Yesus yang sejati, tetapi Yesus fantasi. Ini bukan berarti Injil mengabaikan berkat jasmani. Tetapi berkat jasmani, hendaknya tidak membutakan pengertian seseorang terhadap maksud keselamatan diberikan. Bila Injil diberitakan untuk kenyamanan hidup jasmani, maka hal ini menjadi penyesatan yang akhirnya menyejajarkan Injil dengan agama lain.
Terkait dengan hal di atas ada dua jenis atau versi keselamatan. Pertama, keselamatan dari Tuhan dan kedua keselamatan dari Setan. Sebenarnya keselamatan dari Setan tidak dapat disebut sebagai keselamatan, tetapi untuk membuat perbedaan yang mencolok, maka kita menggunakan istilah ini. Keselamatan dari Setan bersifat hari ini dan sementara, fokus dan orientasinya pada pemenuhan kebutuhan jasmani. Hal ini ditawarkan oleh para penganut teologi kemakmuran, tentu saja mereka tidak menggunakan nama Setan, tetapi menggunakan nama Yesus. Di sini seakan-akan Yesus datang membawa keselamatan versi tersebut. Yesus yang ditampilkan sesungguhnya Yesus fantasi. Injil yang telah dimodifikasi supaya lebih bisa diterima oleh manusia modern seirama dengan perkembangan zaman adalah Injil yang sebenarnya bukan Injil. Injil palsu memuat janji-janji hidup nyaman di dunia, hidup dengan berkat jasmani. .
Kalau keselamatan dari Tuhan, tidak terfokus pada pemenuhan kebutuhan jasmani hari ini tetapi kehidupan yang akan datang. Keselamatan dari Tuhan terfokus kepada kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Injil yang benar membuka mata hati orang, sehingga dapat menemukan kekayaan kemuliaan Tuhan dalam keselamatan melalui Yesus Kristus. Orang yang diubah oleh Injil yang benar memandang dunia sebagai tidak bernilai. Oleh sebab itu harus dipahami bahwa kegiatan rohani bukanlah sambilan. Kekristenan bukan bagian hidup, tetapi seluruh hidup. Hidup kita disita oleh Kekristenan kita. Pada akhirnya, ciri dari kehidupan atau kodrat baru yang diberikan kepada kita adalah hidup tidak bercacat dan tidak bercela. Tidak bercacat dan tidak bercela maksudnya adalah hidup sesuai dengan Firman Tuhan, sesuai dengan kehendak Tuhan. Manusia seperti inilah yang menjadi penghuni Kerajaan Bapa. Orang percaya dipanggil Tuhan untuk hidup tidak bercacat dan tidak bercela.
Febri samar
Assinar:
Postagens (Atom)